Seorang raja ingin berbagi kebahagiaan dengan rakyatnya. Sejak pada awal menduduki tahtanya ia membangun menara tinggi di istana, dan di puncaknya dipasang sebuah lonceng raksasa. Lonceng itu akan dibunyikan setiap kali ia merasa bahagia, agar rakyatnya tahu dan ikut serta bersukacita, merasakan kebahagiaan sang raja.
Rakyatnya pasang telinga, menunggu dengan setia, bunyi lonceng dari istana. Namun hari demi hari, bulan berjalan, tahun berlalu, lonceng tetap membisu.
Sampai raja semakin tua, memutih rambutnya, belum juga ada terdengar bunyi lonceng dari istana.
Hingga pada suatu saat, rakyat terperanjat, mendengar rajanya sakit berat dan hampir sekarat.
Ketika menunggu saat ajalnya, raja menyaksikan betapa banyak rakyatnya yang datang menjenguk dan menangisinya.
Di saat itu, raja baru tahu, kalau sesungguhnya ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Raja merasakan kebahagiaan hidupnya – dan ia menarik tali - membunyikan lonceng bahagia - tepat sebelum ajalnya tiba.
Kasihan sang raja. Ia merasa tidak bahagia seumur hidupnya – hanya karena tidak tahu bahwa sesungguhnya rakyat sangat mencintainya.